Belitung Timur | detakmedia.com
Kabupaten Belitung Timur sekarang mempunyai Satuan Pendidikan Non-Formal Sanggar Kegiatan Belajar (SPNF SKB). Lembaga di bawah naungan Unit Pelaksana Tugas di Dinas Pendidikan Kabupaten Beltim ini akan menampung siswa putus sekolah yang akan melanjutkan pendidikan melalui program pendidikan kesetaraan.
Lokasi Gedung SPNF SKB berada di Eks Kantor UPTD Pendidikan Kecamatan Manggar, tepatnya di sebelah Kantor Desa Padang Jalan HAS Hananjoedin (Jalan Tengah). Bupati Beltim Burhanudin meresmikan penggunaan gedungnya dengan pengguntingan pita dan penyematan pin Yuk Sekolah kepada calon siswa SPNF SKB, Senin, (17/7/23) Pagi.
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Beltim Sarjano mengatakan latar pendirian SPNF SKB ini karena banyaknya anak tidak sekolah, anak putus sekolah dan anak yang tidak melanjutkan sekolah.
“SPNF SKB hadir untuk memberikan layanan pendidikan kesetaraan seperti penyelenggaraan Program Paket A setara SD/MI, Paket B setara SMP/MTS dan Paket C setara SMA/SMK/MA. Diharapkan dengan adanya ini dapat menjadi pilihan masyarakat untuk melanjutkan pendidikannya,” kata Sarjano.
Meski gedung tempat belajar mengajarnya baru diresmikan, namun peminat atau calon peserta didik SPNF SKB Kabupaten Beltim cukup tinggi. Hingga 7 Juli 2023, tercatat sudah 175 orang yang mendaftar.
“Untuk Program Paket A ada 13 peserta didik, Paket B ada 63 peserta didik dan Paket C ada 99 peserta didik,” ujar Sarjano.
Para peminat SPNF SKB, baik Paket A, B dan C saat ini masih didominasi oleh warga Kecamatan Manggar. Dari total 175 orang pendaftar, 107 diantaranya merupakan warga Kecamatan Manggar.
Mayoritas memang dari Manggar. Warga Kecamatan Simpang Renggiang, Simpang Pesak dan Damar juga ada, hanya dari Kecamatan Dendang yang tidak ada peserta,” ungkap Sarjano.
Jemput Bola Cari Anak Tidak sekolah
Bupati Beltim Burhanudin menekankan Pendirian SPNF SKB ini merupakan salah satu penunjang Program Yuk Sekolah. Dengan adanya gedung tidak ada lagi alasan untuk warga tidak melanjutkan pendidikannya.
Selama ini kan kita selalu beralasan dak ada sarana untuk mengikuti Program Paket A, B dan C. Cari tempat sana sini numpang, jadi sekarang sudah kita siapkan wadahnya,” ujar Aan sapaan akrab Burhanudin.
Ke depan Aan ingin agar Dinas Pendidikan jemput bola, bekerja sama dengan Pemerintah Desa, Bhabinkamtibmas dan Babinsa untuk bersama-sama mendorong anak-anak yang tidak sekolah untuk ikut program pendidikan kesetaraan.
Dinas Pendidikan menjemput bola dengan para kepala desa. Mengingat masih ada warga masyarakat yang belum tahu atau paham dengan adanya program ini, kayak di Dendang itu kan masih Nol peminatnya,” kata Aan.
Untuk itu mantan Guru ini berharap agar seluruh pihak, dapat bersama-sama untuk dapat ikut membantu mensukseskan kegiatan ini. Supaya warga yang belum mendapatkan ijazah hingga tingkat SMA sederajat dapat memperoleh ijazah sesuai standar pemerintah.
Karena kalau kita lihat banyak sebenarnya yang masih mau sekolah. Liat saja tadi calon siswa bukan hanya anak-anak ada juga yang sudah tua tapi masih mau belajar,” harap Aan. (Tomy)