Tanggamus | Detak Media.com
Merdunya lagu dari konser dangdut yang digelar oleh Pemerintah Kabupaten Tanggamus, tak seirama dengan jeritan hati yang dirasakan oleh masyarakat yang sedang tertimpa bencana banjir serta tanah longsor.
Acara Konser dangdut tersebut bertemakan Sosialisasi Program Literasi Digital, diprakarsai Dinas Kominfo Tanggamus, bertempat di Lapangan Pekon Gisting Atas, Kecamatan Gisting, Sabtu malam (1/06/2024).
Dengan lantunan suara lembut artis dangdut ibukota, dan panggung dibalut oleh cahaya lampu warna-warni, serta goyangan ngebor ala Inul Daratista, menandakan betapa mewah dan mahalnya biaya acara tersebut.
Tak disangka, disaat masyarakat sedang dilanda duka dan kesedihan akibat bencana banjir dan longsor, Pemerintah Kabupaten Tanggamus justru menggelar acara suka cita, dengan mengadakan konser dangdut.
Banyak komentar dan tanggapan miring yang dilontarkan masyarakat dan para tokoh di Kabupaten Tanggamus, menilai tentang urgensinya acara tersebut digelar hingga sedemikian mewahnya.
Salah satunya Masri, warga masyarakat yang berasal dari kecamatan Talang Padang, ia sangat menyayangkan dengan sikap Pemerintah Daerah Tanggamus, yang dinilai terlalu jor joran dalam menggunakan dana.
“Bayangkan saja mas, ngundang artis ibukota seperti Inul Daratista hanya untuk sebuah lounching Program Digital, berapa itu biayanya, sangat tidak efesien, terlalu berlebihan,” ucapnya.
Ia menambahkan, seharusnya Pemerintah Daerah Tanggamus pada saat ini lebih arif dan bijaksana serta mengerti tentang suasana hati yang dirasakan oleh Masyarakat Tanggamus.
“Masyarakat saat ini sedang mengalami kesusahan karena tertimpa musibah banjir dan tanah longsor, maka ada baiknya Pemda Tanggamus bisa menjaga perasaan mereka, jangan malah bikin konser dangdut dan bereuforia,” katanya.
Hal senada juga disampaikan oleh Odo Kuswantoro selaku Ketua Lembaga Ikatan Wartawan Online (IWO) Kabupaten Tanggamus, ia menyampaikan bahwa, lebih baik dana tersebut digunakan untuk membantu para korban yang terkena musibah banjir dan longsor daripada untuk acara konser dangdut seperti itu.
“Seharusnya daripada mengadakan konser dangdut yang menghabiskan dana besar, lebih baik anggarannya digunakan untuk membantu bagi saudara-saudara kita yang terkena musibah,” jelasnya.
Masih dalam penuturannya, ia juga mengungkapkan, pemerintah daerah Tanggamus saat ini sedang mengalami defisit anggaran, banyak tanggungan hutang dengan pihak ketiga, akibat beban dana proyek yang belum dibayarkan.
Bahkan untuk mengantisipasi beban defisit anggaran yang terus berlarut-larut, pemerintah kabupaten Tanggamus telah melakukan pemotongan tunjangan kinerja (tukin) 30 persen, untuk para pegawai.
“jadi menurut saya tidak masuk akal dan kurang pantas , disaat kita sedang berhemat untuk menanggulangi defisit anggaran, tapi justru Pemda sendiri melakukan sebaliknya,” tandasnya. (Masri Sp).