Purwakarta | Detak Media.com
Kabupaten Purwakarta merayakan Hari Jadi ke-194 dan ke-57 dengan penuh semangat dan makna. Perayaan ini tidak hanya seremonial, tetapi juga sebagai refleksi dan komitmen untuk melestarikan nilai-nilai budaya dan lingkungan.
Mitembeyan: Mengenang Leluhur dengan Tradisi
Mitembeyan, ritual yang berarti “memulai” dalam bahasa Sunda, diadakan sebagai bentuk penghormatan kepada para pendiri dan tokoh terdahulu Purwakarta.
Bupati Purwakarta, Saepul Bahri Binzein (Om Zein), menjelaskan bahwa Mitembeyan diawali dengan ziarah ke makam para leluhur di berbagai kecamatan dan desa, sebagai wujud penghargaan dan pengingat jasa-jasa mereka.
“Mitembeyan dimulai dengan ziarah ke makam para leluhur, dilakukan serentak di kecamatan dan desa-desa. Ini bentuk penghargaan dan pengingat jasa-jasa mereka yang telah berjuang mendirikan dan membesarkan Purwakarta,” ujar Om Zein usai Mitembeyan.
Muru Indung Cai: Menghargai Sumber Kehidupan
Rangkaian perayaan dilanjutkan dengan “Muru Indung Cai,” napak tilas air kehidupan dari Taman Air Mancur Sri Baduga menuju mata air Cibulakan. Kegiatan ini melambangkan penghormatan terhadap sumber kehidupan dan pentingnya menjaga sumber daya air. Om Zein menekankan pentingnya menjaga dan merawat sumber daya air, mengingat peran vitalnya bagi keberlangsungan hidup.
Menjaga Kelestarian Lingkungan
Pemkab Purwakarta ingin menggunakan momentum ini untuk mengajak masyarakat kembali pada nilai-nilai budaya dan karakter luhur, seperti silih asah, silih asih, dan silih asuh. Upaya ini diwujudkan dengan berbagai imbauan, mulai dari menjaga kebersihan saluran air di perkotaan hingga mendorong penanaman pohon dan penebangan yang bijak di pedesaan.
Membangun Masa Depan yang Lebih Baik
Perayaan Hari Jadi Purwakarta bukan sekadar seremonial, tetapi sebuah refleksi dan komitmen untuk membangun masa depan yang lebih baik, berlandaskan nilai-nilai budaya dan kelestarian lingkungan. Semoga semangat ini terus membara dan membawa Purwakarta menuju kemajuan yang berkelanjutan. (Anggiat. Htb)
