Asahan | Detak Media.com
Jambore Posyandu yang setiap tahunnya diadakan di Kabupaten Asahan untuk tahun ini yang jatuh pada tanggal (17-19/7) diadakan dilapangan bola kaki milik PTPN kebon Sei Dadap menuai kritikan dan ketidak puasan masyarakat dan peserta kader atas hidangan daging ayam percak yang disuguhin save Nasional, pasalnya daging ayam percak tersebut tercium aroma tidak sedap (bau busuk).
“Untuk apa diundang save dari Jakarta kalau hanya buat hidangan yang aromanya berbau busuk begini,” ujar seorang ibu peserta jambore posyandu dari Aek Songsongan yang tidak ingin disebut namanya.
“Diundang dibayar puluhan juta hanya untuk memasak ayam percak yang bau begini, saya tidak memakannya walaupun saya bawa ini namun akan saya kasih sama binatang peliharaan saya,” ujar ibu dari kecamatan Rawang Pancaarga, saya sudah tiap tahun mengikuti acara jambore seperti ini yang diadakan Pemerintah Asahan, namun baru kali ini saya dan para peserta lainnya sangat sangat kecewa. Sudahlah perut lapar disuguhin masakan daging yang berbau, pungkasnya.
Tiara Aritonang ketua LSM yang hadir, juga melihat dan mencium aroma yang tidak sedap dari tungku besar yang disajikan save Nasional menyatakan Apakah Bupati Asahan Taufiq Siregar tidak mencium aroma dari daging ayam tersebut atau bupati sengaja membiarkan padahal beliau saya lihat diminta save Nasional untuk menuangkan bumbu ke tungku masakan daging ayam itu. Saya lihat bupati Didampingi ahli Gizi Nasional yang juga hadir dalam rangka sosialisasi Makan Gratis Bergizi buat anak anak sekolah.
Dana begitu besar apalagi mendatangkan ahli memasak Nasional dan ini sudah tidak benar kalau yang disajikan bukan makanan bergizi tapi makanan busuk. Saya akan menyurati Dinas Kesehatan, tentang daging ayam yang disajikan dan berapa anggarannya karena dinas tersebut ketua Panitianya, ujarnya.
Menurut Informasi yang didapat wartawan, diduga daging ayam itu dimasak tanggal 18/7 pagi hari dan tanggal 19/7 siang hari tercium sudah berbau oleh panitia dicuci dan digoreng kemudian dimasak kembali ditungku besar oleh save lalu diminta bupati menuangkan bumbu. Namun aroma busuk tersebut tidak bisa hilang dan daging itulah kemudian di kemas panitia lalu dibagikan ke peserta. (Agustua Panggabean)