Tanah Datar | Detak Media.com

Program Makanan Bergizi Gratis (MBG) membuat sejumlah murid di Tanah Datar merasa takut untuk mengonsumsinya. Program MBG yang baru berjalan diduga menimbulkan kasus keracunan di beberapa daerah. Banyaknya kejanggalan yang beredar di media sosial, disertai dengan video dan berita dugaan keracunan, membuat para murid enggan memakan makanan bergizi gratis tersebut, Rabu (08/10/2025).

Beberapa murid di salah satu sekolah di Tanah Datar melaporkan adanya kejanggalan yang sebelumnya mereka dengar dari berita. Kejanggalan tersebut ternyata juga terjadi di sekolah mereka, padahal program MBG baru berjalan selama dua hari.

Beberapa murid yang enggan disebutkan namanya melaporkan bahwa di sekolahnya, program MBG yang baru berjalan dua hari sudah menimbulkan keluhan. Seorang siswa bahkan menemukan hewan ulat di dalam wadah makanan yang dibagikan kepadanya. Selain itu, mereka juga mengeluhkan rasa makanan yang tidak enak, nasi yang kurang matang, serta lauk ikan yang keras.

“Padahal kalau diganti dengan uang dari makanan yang diberikan itu, kami bisa membeli makanan yang kami suka,” ujar salah satu murid kepada wartawan Detakmedia.com.

Setelah ditelusuri oleh Tim Pemantau Keuangan Negara (PKN) Tanah Datar, M.R., ditemukan bahwa banyak murid di sekolah tersebut enggan mengonsumsi makanan dari program MBG. Bahkan, beberapa murid terlihat mencari kantong kresek untuk mengumpulkan makanan bergizi tersebut dan membawanya pulang untuk pakan ternak di rumah.

“Sayang kalau dibuang, Bang. Lebih baik dibawa pulang untuk makanan ternak, soalnya banyak yang tidak mau makan,” ujar salah satu murid yang meminta kantong kresek.

Tim PKN Tanah Datar, M.R., menyampaikan bahwa pihaknya akan menelusuri sejumlah sekolah di Tanah Datar untuk memastikan pelaksanaan program MBG berjalan sesuai ketentuan.

“Kami akan menelusuri apakah program MBG di Tanah Datar ini sudah dilaksanakan sesuai dengan standar kesehatan atau belum. Jika belum, dan pelaksanaannya hanya untuk mempercepat program demi kepentingan pribadi, maka yang dirugikan adalah anak-anak kita sendiri,” ujar M.R. mengakhiri pembicaraan. (Roni Leriang)

Loading