BOGOR | Detak Media.com
Majelis SAHATA yang berdomisili di Kecamatan Ciomas Kabupaten Bogor, merupakan perkumpulan masyarakat perantau yang berasal dari Sumatera Utara (Sumut) khususnya dari Tapanuli bagian selatan meliputi masyarakat Mandailing, Angkola dan Padang Bolak.
Pada peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, tahun ini mengusung tema “Mengamalkan Akhlak Sehari – hari Nabi Muhammad SAW dan Mempererat Silaturahmi Melalui Majelis Ta’klim SAHATA”.
Acara tersebut di hadiri kurang lebih 400 jamaah yng terdiri dari jamaah majlis ta’klim sahata dan para undangan dari majelis–majelis yang berasal dari sumatera utara yang ada di bogor raya.
Sahata adalah merupakan bahasa Batak yang artinya Sehati atau Sekata, karena Majelis ini jamaahnya sebagian besar adalah masyarakat perantau dari Sumatra Utara (Sumut) yang berdomisili di Kabupaten Bogor maupun di Kota Bogor, agar dapat membangun hubungan yang lebih erat antar masyarakat perantau melalui kegiatan – kegiatan majelis lewat acara – acara besar agama Islam maupun lewat pengajian rutin yang dilaksanakan sekali dalam satu minggu.
Walaupun majlis ini sebagian besar anggotanya adalah masyarakat dari Sumatra Utara yang berdomisili di bogor raya, tetap terbuka bagi siapa saja. Karena majelis ini tidak bersifat exclusive bagi siapa saja yang ingin bergabung sepanjang demi kemaslahatan ummat.
Di miladnya yang pertama majlis ta’klim Sahata telah dapat mendirikan gedung yang berdiri diatas lahan 500 meter persegi. Disela – sela rehat acara, awak media ini melakukan wawancara dengan ketua Majelis Ta’klim Sahata, Bpk H. Syamsuddin perihal capaian kedepan program – program yang akan di jalankan Majelis Sahata.
Kemudian beliau menjelaskan dengan singkat, untuk kedepan akan membangun sebuah klinik kesehatan agar dapat membantu masyarakat di bidang kesehatan, dan juga tidak tertutup kemungkinan kedepan Sahata akan mendirikan sebuah grosir sembako, agar anggota majlis yang sebagian besar adalah pedagang sembako dapat terbantu dalam hal pengembangan usaha.
“Karena akhir – akhir ini para pedagang sembako mulai tergilas persaingan dagang yang tidak sehat akibat menjamurnya para gerai – gerai waralaba yang notabene adalah di miliki para pengusaha kelas papan atas,” demikian paparan dari Ketua Majelis Sahata kepada awak media. (Indra siregar)
Editor : Admin