Kab. Bogor, Detak Media.com
Setahun sudah berlalu, pasca merebaknya wabah Covid-19 di negara kita. Untuk mengantisipasi penularannya dunia pendidikan kita dari TK sampai perguruan tinggi, berdampak pembelajaran dialihkan menjadi pembelajaran daring tanpa tatap muka di kelas.
Keadaan tersebut banyak menuai kontroversi dan keluhan siswa dan orang tua siswa, pembelajaran dirasakan tidak maksimal, tetapi demi kesehatan dan keselamatan masyarakat, Pemerintah harus mengambil keputusan tersebut.
Tapi ada berita gembira, sekarang ini kecenderungan penyebaran Covid-19 sudah melandai. Pemerintah dalam hal ini , Kementerian Pendidikan juga telah mengisyaratkan sekolah akan dibuka kembali bulan Juli mendatang.
“Maksudnya Pembelajaran Tatap Muka bisa dilakukan, tetapi dengan tetap memenuhi beberapa persyaratan, diantaranya mematuhi Prokes dan izin persetujuan orang tua siswanya,” kata Kepsek SMP 2 Cileungsi, Lenterin Lumban Batu.
Berkaitan hal itu, SMP Negeri 2 Cileungsi, Kampung Ciuncal, Desa Situsari Kecamatan Cileungsi Kabupaten Bogor, terus berbenah mengantispasi dibukanya kembali sekolah untuk pembelajaran tatap muka.
Dari pantauan awak media ini, Rabu 3 Maret 2021, lingkungan sekolah SMPN 2 Cileungsi, kondisinya tampak tetap bersih dan asri, dibeberapa titik tampak wastafel lengkap dengan penyediaan alat pendukung prokes seperti sabun cair untuk mencuci tangan di air mengalir dan alat-alat lainnya.
Pada saat kedatangan awak media, Kepala Sekolah dan stafnya barusan keliling, memantau 24 ruang kelas yang ada, dan sempat menginstruksikan kepada stafnya untuk segera memperbaiki sesuatu di salah satu ruang kelas yang barusan di ceknya.
Kepala Sekolah SMPN 2 Cileungsi, Bpk Lenterin Lumban batu, SPd. MSi, menyatakan pihaknya tetap mengkondisikan lingkungan sekolah, selalu bersih dan asri, sekalipun belum ada pembelajaran tatap muka pasca tahun ajaran lalu, dikarenakan Covid-19.
“Kita siap dan senang dengan isyarat Kementerian Pendidikan sekolah akan dibuka kembali. Teknisnya kita masih tunggu, mungkin nanti ada verifikasi Satgas kesehatan, diizinkan atau tidak. Kehadiran siswa di kelas juga paling dengan sistem shift, untuk mematuhi Prokes” ujarnya.
Disamping itu, terkait akses jalan dengan lingkungan SMPN 2 yang keadaannya kontradiktif (akses jalan sempit dan bekas cor semen banyak rusak), tetapi lingkungan sekolah bersih dan asri, pihaknya menyatakan. “Pembenahan soal akses jalan sudah pernah diajukan dalam Musrenbang tahun lalu, tetapi terkendala, mungkin tertunda karena kejadian Covid-19,” katanya
“Tapi kita harapkan segera bisa terealisasi. Mudah-mudahan pihak-pihak terkait memberikan perhatian untuk sekolah ini. Kita punya siswa hampir 1000 orang loh.! (926 siswa), kasihan siswa dan kami semua pengguna jalan, dengan kondisi jalan seperti sekarang ini, butuh segera pembenahan” pungkas Lenterin Lumban Batu denganpenuh harap.
(Gultom)