CIREBON | Lensaexpose.com
Warga Desa Hulu Banteng Kecamatan Pabuaran, Kabupaten Cirebon melakukan aksi penolakan terhadap Program Pembangunan Pengadaan Air.
Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (Pamsimas). Aksi penolakan tersebut bukan tanpa alasan, pasalnya menurut warga di desa ini tidak pernah kekurangan air. Hal ini di sampaikan warga saat pemaparan alasan demo di hadapan Kuwu Desa Hulu Banteng , Senin (5/9/2022).
Demo tersebut di saksikan oleh Camat Pabuaran Dedi Supardi beserta jajarannya, Kapolsek Pabuaran AKP Endang Kusnandar, beserta jajarannya, Danramil Ciledug Kapten. Infantri Karsim, POL PP, hadir pula para wartawan dari berbagai Media, dan masyarakat lainnya.
Koordinator demo penolakan, Junaedi menguatkan pendapat warga bahwasannya masyarakat tidak kekurangan air karena air di Desa Hulu Banteng sangat melimpah. Oleh karena itu pembangunan Pamsimas yang tidak diinginkan warga tidak bisa di paksakan karena menurutnya, program tersebut bukan program wajib.
Hal senada disampaikan Ade, salah satu dari peserta aksi, ” penolakan program Pamsimas ada beberapa sebab yaitu, tidak adanya sosialisasi pemerintah desa kepada warga, adanya kesalahan prosedur dalam prosesnya, diantaranya penandatanganan kontrak terlebih dahulu baru kemudian musyawarah,” tuturnya.
Ade mengatakan bahwa penandatanganan kontrak dilaksanakan pada tanggal 27 Juli akan tetapi sosialisasi kepada masyarakat desa nya baru pada tanggal 2 Agustus. Hal ini menurutnya merupakan cacat prosedur.
Lanjut Ade. ” Sebaiknya pihak kementrian harus lebih selektif dalam menentukan program tersebut. Masalahnya program tersebut diberikan kepada desa yang memang tidak membutuhkan. Jika dipaksakan juga nantinya hanya akan membebani APBDes yang akan berdampak kepada biaya hidup warga.”
“Pada prinsipnya kami tetap menolak program tersebut, walau dengan alasan apapun. Karena air di desa kami sangat melimpah,” pungkas Ade.
Ditempat yang sama Kuwu Desa Hulu Banteng Tiryo (Tirjo) mengatakan, program Pamsimas adalah program yang ditunjuk oleh Kementrian, dan pihaknya tidak pernah mengajukan program tersebut.
Pihak pemerintah Desa Hulu Banteng menolak bila dikatakan belum mensosialisasikan program tersebut kepada warga. Menurut kuwu Tiryo, pihaknya telah melakukan sosialisasi dengan lembaga BPD, LPMD, RT/RW, tokoh Agama dan tokoh masyarakat lainnya.
“Jika kita bicara kekurangan air tentunya memang masyarakat belum, belum membutuhkan. Akan tetapi jika kita bicara tentang kwalitas air, tentunya masyarakat membutuhkan, sebab sudah diuji melalui Lab, dan hasilnya ada di PUTR,” terang Titjo.
“Lab-nya ada silahkan tanyakan kepihak PUTR, dan kalau mengenai anggaran jumlahnya 400 juta, dan sudah cair sebagiannya, namun untuk secara rinci kami tidak tau-menau, karena saya hanya mengawal pada pelaksanaannya nanti, ” tutur Tirjo.
“Dan untuk selanjutnya nanti kita akan laksanakan sosialisasi ulang kepada warga, agar program ini bisa di lanjutkan, sebab kalau sampai ditolak, Desa kita akan menjadi catatan, yang kemudiam kita tidak akan mendapatkan program-program lain,” tegasnya.
Dilain pihak Ina Nurjana selaku pendaping dan Fasilitator Program Pamsimas Desa hulu Banteng mengatakan, penolakan warga disebabkan karena belum mengetahui secara menyeluruh, dan belum mengetahui apa yang di maksud dengan Pamsimas, bisa jadi mereka hanya menerka-nerka, sehingga terjadi penolakan.
Lebih lanjut Ina menjelaskan, penolakan warga tersebut adanya kekhawatiran air warga tersedot oleh Pamsimas, sehingga dicurigai akan menimbulkan masalah terhadap kebutuhan air warga di lingkungan tersebut.
Menurut Ina, pihaknya telah melakukan sosialisasi di lingkungan warga, dengan cara meminta kepada RT, agar menyampaikan kepada warga.
“Sosialisasi ada, tetap sosialisasi ada, kalau ada perkumpulan warga saya selalu meminta kepada RT, dan lain sebagainya, agar disampaikan kepada warga yang lainnya.
“Jadi bukan soal cocok atau tidak cocok ya, karena berdasarkan hasil Lab, air di Desa ini kurang berkuwalitas bahkan mengandung bakteri, sehingga di butuhkan Pamsimas. Kalau tidak percaya coba lihat, Lab nya, di Pak Kuwu juga ada, jadi Program ini sudah di tunjuk oleh kementrian dan memang layak menerima program Pamsimas karena sudah di kaji dari sananya,” terang Ina.
Sementara itu warga masyarakat diluar balaidesa yang tidak disebut namanya menegaskan bahwa selama ini air untuk kebutuhan rumah tangga warga desa tidak ada masalah.” Air sumur ke- dalamannya di rumah hanya 4 meter, dan tidak ada masalah selama ini jika terminum langsung,” tuturnya. (Piryanto)