Belitung timur Detak media.com
Persentase penduduk miskin mengalami penurunan signifikan di Belitung Timur, di mana rilis data BPS (10/1) menyebutkan bahwa capaian terkini persentase penduduk miskin

pada tahun 2022 sebesar 6,49 persen, angka ini relatif jauh lebih kecil jika dibandingkan capaian
persentase penduduk miskin Beltim pada tahun sebelumnya 2021 yang sebesar 7,2 persen.

Merespon hal itu, kepala Diskominfo Beltim Bayu Priyambodo, selaku kepala dinas yang membidangi
urusan statistik mengatakan terkait rilis data BPS tersebut pada Rabu (11/1) lalu, bahwa terjadi penurunan signifikan persentase penduduk miskin sebesar 0,71 persen.

Memang semua kabupaten/kota mengalami penurunan persentase penduduk miskin dari 2021 ke 2022. Ini salah satu bukti bahwa masyarakat Babel mampu bangkit kembali
pasca pandami” Kata Bayu.

Ditegaskan Bayu, penurunan angka kemiskinan di Beltim sebesar 0,71 ini merupakan penurunan yang
terbaik jika dibandingkan dengan 6 kabupaten/kota lainnya di provinsi Babel. Kamis (12/1/2023).

Kalo kita cermati rilis data ini, penurunan persentase penduduk miskin terjadi di seluruh 7 kabupaten/kota di Babel pada tahun 2021-2022, di mana penurunan ini di Belitung Timur 0,71 persen,
Belitung 0,7 persen, Bangka 0,55 persen, Bangka Selatan 0,47 persen, Bangka Barat 0,29 persen, Bangka
Tengah 0,27 persen dan Pangkalpinang 0,21 persen. Ini data menunjukkan kinerja pemda Beltim dalam upaya
penanggulangan kemiskinan patut diapresiasi karena telah berhasil menurunkan angka kemiskinan
paling besar dibandingkan 6 kabupaten/kota lainnya”, ujar Bayu.

Meskipun menurut Bayu, masih terdapat beberapa catatan dan evaluasi terhadap capaian kinerja penanggulangan
kemiskinan Beltim yaitu jika di lihat dari garis kemiskinan (GK). GK merupakan nilai rupiah pengeluaran
minimum yang diperlukan seseorang untuk memenuhi kebutuhan pokok hidupnya selama sebulan.

Nilai GK Beltim meningkat dari 798 ribu di 2021 menjadi 854 ribu di 2022 akibat dari kenaikan harga-
harga komoditas yang konsumsi oleh masyarakat sepanjang tahun 2022 lalu. Namun sebenarnya
peningkatan GK ini cukup teratasi dengan adanya peningkatan pendapatan dari penduduk miskin. Hal ini
dibuktikan dari menurunnya jumlah penduduk miskin di Beltim, dari sekitar 9.290 jiwa di 2021 menjadi
sekitar 8.470 jiwa pada 2022 di tengah GK yang meningkat.” ujar Bayu menambahkan keterangannya.

Dijalaskan Bayu juga berarti bahwa penduduk Beltim semakin sejahtera (pendapatan rumah tangga meningkat-red)
sepanjang tahun 2022, karena meskipun GK naik, namun jumlah penduduk miskin yang pengeluaran per
bulannya dibawah GK juga semakin menurun, sehingga sebagian penduduk miskin telah keluar dari
status sebagai penduduk miskin.

Bahwa upaya penyelesaian persoalan kemiskinan adalah
tanggung jawab bersama dari seluruh lini pemerintahan, baik itu eksekutif maupun legislatif, sehingga diharapkan sinergi dan kerjasama antar lembaga pemerintah, antar level pemerintahan mulai dari desa, kabupaten/kota, provinsi, hingga nasional harus semakin ditingkatkan, agar tujuan bersama demi masyarakat lebih sejahtera” tutup Bayu.Tomy

Loading