Tanjungbalai | Detak Media.com

Khairul Fazri, Kabid P2P (Pencegahan Dan Pengendalian Penyakit) Dinkes Tanjung Balai mewakili kepala dinas kesehatan karena ada zoom meating nggk dapat bertemu, melakukan klarifikasi seputar viralnya berita di beberapa Media online tentang adanya seorang dokter di rumah sakit Tg balai diduga melakukan diagnosa penyakit pada seorang anak balita melihat dari geogle, saat di temui di ruang kerjanya mengatakan bahwasanya ada informasi seorang balita yang didiagnosa seorang dokter spesialis anak menderita penyakit menular yang secara medis di sebut Difteri yang di terimanya tanggal 15 Februari 2025 .

Mendengar informasi tersebut Dinas Kesehatan Tanjung balai memanggil Dokter yang berinisial dr J SpA melalui keterangan dr J Sp A di laporankan bahwa anak anak inisial FA (4) yang di duga mengalami Difteri.

Selanjutnya Kabid menyerahkan untuk menjelaskan apa itu Dipteri ke pada M.Dahri ketua tim surveylans yang turun bersama Kadis Kesehatan Kota Tanjung balai, dalam penjelasannya Difteri merupakan penyakit menular yang penyebarannya cepat dan sangat ganas apalagi bagi anak yang sistem imunnya lemah yang tidak mendapatkan imunisasi Dpt sama sekali, masa inkubasi 2-5 hari apabila terkena kondisi anak menurun dan perkembangan nya sangat cepat dan kondisi dapat mengkhawatirkan, ujarnya.

Dan sebelum melakukan diagnosa dr J Sp A telah terlebih dahulu melaporkan ke komite ahli untuk memastikan apakah difteri, dan setelah mendapatkan hasil dari komite ahli kemudian anak yang terdiagnosa difteri di rujuk ke rumah sakit USU.

Dan bagaimana penanganan di sana apakah ada keterlambatan itulah yang mengakibatkan kejadian yang tidak di inginkan,mengakibatkan meninggalnya FA (4). Di sini posisi kami sebagai orang Dinas Kesehatan dan tim surveylans ketika kami menemukan satu kasus Difteri saja itu sudah merupakan wabah, maka dari pihak Dinas Kesehatan provinsi Sumatera Utara dan Kementrian Kesehatan menghubungi kami untuk melakukan pengecekan pengambilan sample karena di duga di curigai orang – orang yang berada di sekitar suspect difteri kemungkinan akan tertular.

“Setelah kejadian difteri maka turun tim surveylans bersama puskesmas Sei Tualang Raso ke lokasi rumah keluarga yang bersangkutan, dari 28 orang yang melayat hanya 17 orang yang mau dan bersedia di lakukan pemeriksaan specimen, dan ini sudah kita instruksikan ke Dinas Provinsi Sumatera Utara dan mereka langsung mengirimkan medis dan pada hari jumat kami mengantarkan hasil tersebut ke Dinas Kesehatan provinsi Sumatera Utara,” jelas Khairul Fazri Kabid P2P Dinkes Tanjung Balai. (Agustua Panggabean)

Loading

By redaksi