Tanggamus, Detakmedia.com
Lembaga Kesejahteraan Sosial (LKS) Alamanda Tanggamus kembali memberikan bantuan berupa kursi Roda dan sembako kepada penyandang Disabilitas di Pekon Payung dan Pekon Kali Miring, Kecamatan Kota agung Barat, Kabupaten Tanggamus.
Bantuan kursi roda tersebut di berikan kepada penyandang disabilitas Darwin Sanjaya (25) warga pekon Payung yang masih menumpang dengan rumah orang tuan nya yang keseharian nya mengajar mengaji untuk anak anak usia dini.
Sementara Sapturi (34) warga pekon kali miring kecamatan Kota agung Barat untuk membantu aktivitas nya sehari hari di tengah tengah masyarakat.
Darwin Sanjaya (25) tahun, warga Pekon Payung dan Sapturi 34 tahun Kecamatan kota agung Barat tampak terharu saat Lembaga Kesejahteraan Sosial (LKS) Alamanda Tanggamus menyambanginya di kediaman Darwin Sanjaya dan Sapturi yang sedang duduk di tempat tidur sederhana yang terletak di ruangan rumah nya dan Pendamping Penyandang Disabilitas dipersilahkan duduk di ruangan tersebut yang berada di sisi tempat tidur Darwin dan Sapturi.
Selain Darwin Sanjaya dan Sapturi, LKS Alamanda juga memberikan bantuan Sembako kepada Sindu Siyah (30) tahun, dan Hari Safitri 12 Tahun pekon Kali miring Kecamatan Kota agung Barat, penyerahan di sampaikan oleh Pendamping Penyandang Disabilitas LKS Alamanda, dikatakan keluarga Hari Safitri, Sindu Siyah, Darwin Sanjaya dan Sapturi menyampaikan ucapan terima kasih kepada LKS Alamanda Tanggamus atas bantuan kursi roda dan sembako yang diterimanya.
“Sampaikan salam saya kepada Ibu Ketua LKS Alamanda Roswati Purwantari,” ucap nya.
Sementara itu ketua LKS Alamanda Tanggamus Roswati Purwantari,M.Pd,. menyampaikan, Penyandang disabilitas binaan LKS Alamanda mendapatkan bantuan dari Balai Besar Inten Soeweno Bogor dan bantuan sembako dari balai besar Ciung Wanara Bogor yang di serahkan di Lembaga Kesejahteraan Sosial (LKS) Alamanda untuk di berikan kepada Penyandang Disabilitas binaan LKS Alamanda Tanggamus.
“Dan kepada saudara saudara ku dengan ada nya bantuan ini semoga bermanfaat ya,” ucap Roswati.
Disisi lain, Turmiyati dan Mujirah ialah pendamping difabel LKS Alamanda Tanggamus cerita singkat sosok Pendamping yang diutarakan Turmiyati dan Mujirah bukan tanpa maksud.
“Mereka ingin menyampaikan sebuah gambaran nyata bahwa penyandang disabilitas sanggup berkarya, sekaligus mengubah pandangan stereotip masyarakat terhadap difabel.
Tapi faktanya, ada saja masyarakat masih berpikir klasik. Disabilitas dianggap sebagai kelompok dikasihani dan berkekurangan, dan serba tidak bisa. Stigma kepada disabilitas mestinya enggak relevan lagi di kehidupan modern saat ini,” tutur Turmi dan mujirah.(Masri sp)