Asahan, Detakmedia.com

Semakin hari semakin hancur dan semakin tebal saja debu yang dihasilkan oleh Truk-truk pengangkut tanah timbun dari PT Presisi untuk pembangunan jalan tol via Kisaran – Indrapura, dan hal tersebut semakin membuat terancamnya keselamatan serta kesehatan warga sekitar dan masyarakat pengguna jalan yang melintasi jalan Sei Silau Timur menuju Sei Renggas Kabupaten Asahan.

Seperti pantauan awak Media dilapangan, pada hari Kamis (14/03/2022) terlihat kondisi jalan aspal dari Sei Silau Timur sampai Gedangan yang dilalui oleh Truk-truk pengangkut tanah timbun untuk Proyek Pembangunan jalan Tol yang rencananya akan menghubungkan Kisaran-Indrapura yang sudah berlangsung lebih kurang 4 bulan yang mengakibatkan semakin rusak dan berdebu di sepanjang jalan lintas Desa Gedangan Kecamatan Pulo Bandering Kabupaten Asahan.

Tebalnya debu menjadikan tingkat polusi udara yang sangat tinggi disaat musim panas dan jalan menjadi lebih licin disaat hujan turun, kesemua itu dikarenakan banyaknya gumpalan tanah yang berceceran di sepanjang jalan, hal ini sangat terlihat jelas saat awak Media melintas dan melihat bagaimana tanah-tanah yang menempel di ban-ban Truk-truk pengangkut tanah timbun dari PT Presisi yang mengambil tanah dari areal perkebunan PTPN III Sei silau untuk dibawah ke Gedangan (lokasi gerbang pembangunan tol Kisaran-Indrapura) yang tertinggal dan lengket disepanjang jalan Sei Silau Timur hingga ke Gedangan.

Kondisi jalan yang semakin hari semakin rusak serta semakin tebalnya debu yang diduga dihasilkan dari Truk -truk pengangkut tanah timbun dari PT Presisi, hal tersebut semakin dikeluhkan oleh warga Gedangan, seperti yang disampaikan oleh Katmin (46) warga Gedangan yang kesehariannya membuka usaha makanan kepada awak Media mengatakan, “kita sangat mendukung adanya pembangunan yang ada didaerah kita bang, namun seharusnya pihak pelaksana proyek harus bisa mengkondisikan polusi yang diakibatkan oleh pekerjaan merekalah bang, mengingat debu yang semakin hari semakin tebal yang beterbangan disepanjang jalan Gedangan membuat usaha kami semakin hari semakin sepi, karena para pengguna jalan yang biasa mampir ke warung kita semakin hari enggan singgah ke warung kita, mungjin mereka sudah merasa warung kita semakin tidak steril saja akibat debu yang semakin parah yang beterbangan disepanjang jalan Gedangan ini bang,” ucap Katmin.

Disinggung terkait upaya pihak rekanan yang melaksanakan penimbunan jalan Tol untuk mengurangi polusi debu yang berasal dari truk-truk pengangkut material tanah tersebut, Katmin mengatakan jika upaya yang dibuat untuk penyiraman debu dari PT Presisi sangat tidak maksimal.

“Mereka memang ada melakukan penyiraman badan jalan,namun penyiramannya belum sangat maksimal karena hanya beberapa kali siram saja bahkan kadar airnya pun sedikit sehingga baru disiram sebentar saja sudah kering lagi dan itulah yang menciptakan banyaknya debu,” jelas Katmin.

Terkait dana kompensasi yang diberikan oleh pihak rekanan kepada warga masyarakat khususnya yang berada di Desa Gedangan, Katmin mengatakan hingga saat ini belum ada dana kompensasi berbentuk apapun dari pihak pengelola PT Presisi yang menangani pembangunan Tol tersebut.

“Sampai saat ini tidak ada kompensasi kepada kami warga setempat,informasinya pernah ada yang menanyakan,tapi dijawab oleh pihak pengelola, karena posisinya Proyek berada di jalinsum sehingga tidak ada dana kompensasi untuk warga,” ucap Katmin lebih lanjut.

Hal senada juga dikatakan Sugeng (50) warga Ambalutu yang kesehariannya selalu melintas di jalan Gedangan untuk ke kota Kisaran, banyaknya gumpalan tanah disepanjang jalan Sei silau sampai Gedangan yang diduga dihasilkan dari ban Truk-truk pengangkut tanah timbun dari PT Presisi sangat membahayakan masyarakat pengguna jalan.

“Gumpalan tanah yang menempel disepanjang jalan bisa membuat kita jatuh dari sepeda motor bang. Coba Abang lihat sendiri bagaimanapun kondisinya jalan di sepanjang jalan Sei Silau sampai Gedangan, apalagi saat kita melintas setelah turun hujan, kondisi jalan sangat licin bang karena sisa tanah dari Truk -truk pengangkut yang menempel di badan jalan.

Seharusnya PT Presisi menempatkan petugas untuk mengeruk tanah-tanah yang menempel di jalan-jalan inilah bang, jadi kondisi jalan tidak semakin tebal karena sisa tanah yang ada disepanjang jalan Sei silau hingga Gedangan yang berakibat kalau cuaca panas kondisi jalan berdebu yang sangat luar biasa, dan saat cuaca hujan berakibat kondisi jalan semakin licin,” ucap Sugeng dengan geramnya.

Harapan warga sekitar dan masyarakat pengguna jalan, hendaknya Pemkab Asahan bisa lebih peka untuk hal yang sangat mengganggu kesehatan dan keselamatan warga setempat dan para pengguna jalan, beri sanksi PT.Presisi yang menangani pembangunan jalan tol tersebut, jangan sampai menimbulkan dampak yang lebih negatif lagi untuk masyarakat luas.

Sampai dengan berita ini diturunkan awak Media belum mendapat penjelasan resmi dari PT Presisi sebagai penanggung jawab langsung dari proyek pembangunan tol Kisaran-Indrapura, mengingat berulang kali awak Media selalu gagal untuk bertemu dengan humas atau orang yang bertanggung jawab dari PT Presisi. (Supri Agus)

Loading

By redaksi