Bandung Barat,detakmedia.com – Kasus kekerasan pada wartawan di Indonesia bertambah lagi. Kejadian ini menimpa Asep Cahyana (Jurnalis Patroli Indonesia) Bersama (Mora), (Rahmat) dari media gema pembaharuan) Di wilayah Desa mandalasari, Kecamatan Cikalong wetan, Kabupaten Bandung barat, Senin 24/01/2022.
Kronologi kejadian bermula saat (Asep Cahyana) dari media patroli Indonesia di ajak liputan bersama sejumlah wartawan dari media Gema Nusantara ke Desa Mandala sari Kecamatan Cikalong wetan bahwa di sana ada proyek jalan yang sudah beres dan menurut wartawan dari media lain sudah di tunggu kepala Desa untuk wawancara ternyata pas di sana kades sudah ada dan pada saat rekannya (Mora) mulai ngobrol kepala Desa mendadak berubah mukanya dan marah, dilihat situasi tidak kondusif lalu Asep telpon pihak polsek terdekat supaya suasana jadi kondusif.
“Kronologi kejadian pada saat pagi, Saya di ajak rekan dari media lain, ada kabar proyek jalan di Desa mandala sari, kata rekan kita dari media gema pembaruan pa kades lagi nunggu di Desa minta di beritakan profil, ya saya ikut,” Ujarnya.
Pada saat datang ke Desa, kata Asep, di situ sudah banyak masa termasuk karang taruna, singkat kata kita ngobrol secara baik dan sopan, rekan dari media lain, menanyakan terkait anggaran proyek itu dari mana, nah pada saat itu kepala Desa Mandala sari ujug-ujug marah Dan ngamuk, sampai Buka baju sambil Nangtang duel dan sampai Buka Baju, Sambil bicara “Untuk pembangunan di Desa Mandalasari tidak harus di kontrol sama pihak media, karena di Desa itu sudah ada pihak BPD yang mengawasi,” ucap dia (Kades Mandala sari).
Setelah itu menurut Asep, dari pada kejadian makin panas, lalu menghubungi rekan dari polsek setempat supaya situasi kondusif. Setelah datang dari pihak polsek dan intel kodim suasana mulai kondusif dan setelah itu saya dan rekan media yang lain di suruh kepala Desa untuk melihat proyek jalan tersebut, dan berangkat bersama perangkat desa BPD juga anggota karang taruna.
Lanjut, setelah tiba di lokasi proyek masa makin banyak dan terjadilah pengeroyokan pemukulan terhadap kami, yang melakukan pengeroyokan di antaranya pakai seragam karang taruna, kami di perlakuan seperti binatang,” Imbuhnya.
Asep berharap pihak APH bisa menindak lanjut dan mengusut tuntas pihak yang di duga melakukan provokasi terhadap warga.
“Saya berharap kepada mitra kita APH supaya kejadian ini di proses hukum dan di tindak tegas, supaya tidak ada lagi penganiayaan terhadap insan pers, yang jelas di lindungi UU pers, pasal 1 UU No. 40 tahun 1999 tentang pers,” Pungkasnya.
Kasus ini di kecam ketua pokja wartawan Kabupaten Bandung barat KBB, (M. Rauf) dan akan mengawal dan melaporkannya ke pihak Aparat penegak hukum (APH) Supaya di Bandung barat jangan lagi terjadi kekerasan terhadap insan pers. (Suryatno)