Asahan, Detak Media. com

Belasan tahun sudah, masyarakat yang tinggal di sekitar Pasar Tradisional yang berada di Simpang Empat, Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Asahan, Sumatera Utara, merasakan dampak dari limbah Pasar Tradisional Simpang Empat, yang di duga beroperasi tanpa izin.

Dan pengaruh limbah dari pasar tradisional juga di rasakan di dunia Pendidikan, salah satunya adalah Sekolah Dasar Negeri (SDN) 010027 di Jalan Merdeka, Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Asahan yang juga ikut merasakan mencium baik busuk dari limbah pasar tradisional Desa Simpang Empat, sehingga proses belajar mengajar terkadang terganggu.

Plt Kepala SDN 010027 Simpang Empat, Rita Leni, Sabtu (30/10/2021), kepada awak media memberi keterangan, “bau limbah dari pasar tersebut sangat mengganggu, apalagi di saat musim hujan seperti saat ini, kami para guru dan murid harus menggunakan masker untuk mengurangi bau, pemakaian masker seperti ini sudah lama kami berlakukan saat proses belajar jauh sebelum merebaknya covid19 bang,” ucap Rita Leni.

Selain permasalahan limbah, PLT Kepala Sekolah juga keluhkan soal warga yang buang hajat di WC sekolah, “kami sangat kesal lha bang, selain masalah limbah dari pasar tradisional simpang empat, WC sekolah kami ini juga dipenuhi kotoran manusia, saat menggunakan fasilitas WC sekolah, kotorannya tidak disiram. “masak menyiram kotorannya saja pun mereka tidak mau bang,” ucap Bu kepsek dengan geramnya.

Masih dengan penjelasan bu kepsek, “Pelakunya diduga bukan murid maupun guru di sekolah inilah bang, ucap Bu kepsek dengan geramnya saat di tanya kira-kira siapa pelaku yang tidak mau jaga kebersihan saat buang hajat di WC sekolah, Bu Kepsek tidak berkomentar.

“Walaupun sudah kami kunci pintu toiletnya, namun tetap saja ada yang masuk ke toilet sekolah untuk buang hajat, Pihak sekolah sudah membuat laporan ke Dinas Pendidikan, Kepala Desa dan Camat, berharap agar masalah limbah itu bisa segera ditangani secepatnya dalam tahun ini,” paparnya.

Sementara Kepala Desa Simpang Empat Yafitham Marpaung SH, yang saat itu ikut turut meninjau ke lokasi, kepada awak media menjelaskan, selama ini pihaknya mengetahui bahwa pasar dagang Simpang Empat ini belum memiliki izin.

“Bukan pihak sekolah saja yang mengeluh akibat dampak limbah ini, masyarakat sekitar juga merasakan dan sudah sangat resah sekali, karena buangan limbah pasar tidak ada selama ini,” tutur Pak Kades menjelaskan.

Selain bau busuk, kata Kades, warga setempat juga diduga sudah ada yang menderita gatal gatal, disebabkan faktor lingkungan, di tambah lagi air sumur warga sekitar Pajak tradisional simpang empat juga menjadi hitam, bahkan ada bintik bintik seperti cacing sehingga airnya tidak dapat digunakan.

Masih penjelasan Yafitham Marpaung SH, selaku Kepala Desa Simpang Empat, “Ini sudah kesekian kalinya saya dipanggil warga untuk meninjau dampak dari limbah ini, dan pihak kami juga sudah melakukan upaya membuat laporan ke Pemkab serta ke DPRD, agar pemerintah setempat dapat menanggulangi masalah limbah ini, karena sudah sangat lama, belasan tahun warga merasakan keresahan ini,” keluh Kades.

Semoga dengan naiknya Pemberian ini, semua pihak bisa ikut menyelesaikan dan memahami tentang permasalahan Masyarakat, Sekolah, dan dampak umum lainya, sehinnga tidak ada lagi pihak-pihak yang merasakan di untungkan dan di rugikan.

Pewarta : Supri Agus

Editor : Ikadewi

Loading

By redaksi