Belitung, Detak Media
Pagelaran seni dan budaya nusantara baru-baru ini digelar di pantai wisata Tanjung Pendam-Tanjung Pandan kab. Belitung Prop. Bangka Belitung. Ada belasan etnis yang ada di kab. Belitung yang ikut ambil bagian dalam pagelaran ini. Untuk mengadakan pagelaran seni dan budaya nusantara se-kab.belitung ini dipercayakan ke kesbangpol kab.Belitung. Untuk semua etnis yang ikut mengisi acara selama satu minggu, panitia pagelaran ini menampilkan hanya dua etnis dalam semalam untuk setiap etnis menampilkan seni dan budaya baik itu tarian, lagu dan sebagainya dari daerahnya masing-masing. Dihari pertama sekaligus pembukaan oleh bupati Belitung Sahani Saleh (Sanem) dan dihadiri wabup dan undangan lainnya.
Pada Minggu (18/8/19) yang lalu, seni dan budaya Belitung dan China menampilkan seni dan budaya masing-masing. Dihari berikutnya Selasa (20/8/19), dua etnis yang mengisi acara pagelaran seni dan budaya ini adalah etnis Tapanuli (batak) dan Palembang.
Untuk sesi pertama diawali dari etnis Palembang yang menampilkan tarian Gending Sriwijaya. Tarian Gending Sriwijaya ini kata salah seorang etnis Palembang yang ikut mengkoordinir tarian ini, bahwa asal usul tari Gending Sriwijaya merupakan salah satu tarian tradisional khas Palembang Sumatera Selatan. Tarian ini juga bukan hanya sekedar tarian tetapi juga merupakan sebuah lagu. melodi lagu gending Sriwijaya digunakan sebagai pengiring untuk mengiringi tarian gending Sriwijaya.
Sesuai dengan namanya, tarian dan lagu ini menggambarkan kejayaan Sriwijaya yang pernah mengalami kejayaan selama bertahun tahun dan berhasil mempersatukan wilayah barat Nusantara. Dia juga menambahkan bahwa tarian ini biasanya ditampilkan secara khusus untuk menyambut tamu tamu kehormatan seperti duta besar, presiden, dan tamu tamu agung yang lain. Tarian ini menggambarkan kegembiraan para gadis Palembang ketika menerima tamu kehormatan yang berkunjung ke palembang.
Selain itu tarian ini menunjukkan sikap tuan rumah yang gembira, ramah,terbuka dan tulus terhadap tamu agung yang datang,katanya.Pada pertunjukan malam itu etnis dari palembang ini hanya menampilkan empat orang penari masing masing, Naurah Haska Imtinan, Azzahra, Alya Mutia dan Raisyah Imtinan, sementara penata tari, rias dan busana dipercayakan kepada Ratika Ezra Pakpahan.
Acara berikutnya diisi oleh etnis Tapanuli (batak) yang berakhir pada pukul 23.00 wib yang waktunya sudah ditentukan oleh panitia. Acara hiburan yang ditampilkan oleh etnis batak ini adalah tarian (tortor) dan lagu lagu dengan Trio dan Solo. Tortor yang ditampilkan etnis batak ini lengkap dengan ulos dan pakaian kebaya dan juga dihiasi dengan ikat kepala bercorak ulos dan menjadi simbol dan khas pakaian adat istiadat etnis batak. Malam hari itu seluruh pengunjung sangat terhibur dengan penampilan tortor dan lagu lagu yang dipersembahkan oleh trio karena irama dan warna musiknya sejenis pop dangdut. (SM).