Menyiapkan Pendidikan Anak untuk Masa Depan Gemilang

Oleh : Tawati (Pengamat Anak dan Remaja)

Pada momen peringatan Hari Keluarga Nasional (Harganas) ke-30, Bupati Majalengka, H. Karna Sobahi, mengajak seluruh masyarakatnya untuk menghadapi tantangan masa depan dengan memperkuat keluarga sebagai inti kekuatan dalam hidup manusia.

“Betapa pentingnya bagi orang tua untuk memberikan perhatian penuh pada investasi kehidupan anak-anak dari segi pendidikan sekolah dan pendidikan agama yang baik,” ungkap Bupati, Senin (3/7/2023) lalu.

Fakta hari ini, ketika persoalan ekonomi membelit kehidupan keluarga, orang tua malah memfokuskan menyekolahkan anak agar bisa segera berdaya membantu ekonomi keluarga.

Orang tua memilihkan sekolah agar bisa segera mendapatkan pekerjaan atau pendidikan yang tinggi untuk mendapatkan penghasilan yang besar di kemudian hari. Pikiran pragmatis yang seolah menenangkan orang tua akan masa depan anaknya kelak.

Orang tua hendaknya menyadari, hidup mereka dan keluarga tidak berhenti sampai di dunia ini saja. Islam memandang kehidupan dunia beserta berbagai persoalan di dalamnya hanya sementara, yang kekal abadi justru setelahnya. Keluarga muslim harus cerdas mempersiapkan segala sesuatu agar menjadi bekal yang membahagiakan di kehidupan akhirat kelak.

Orang tua harus sabar membimbing anak-anaknya. Mulai dari motivasi yang kuat dalam menuntut ilmu dan memilihkan pendidikan terbaik yang tujuannya agar dapat beramal dengan ilmu yang benar sampai bisa bermanfaat dan mendakwahkannya kepada masyarakat.

Memang tidak mudah menyiapkan anak remaja agar menjadi generasi yang salih. Suasana yang ada tidak memberi ruang kondusif. Pemikiran liberal, gaya hidup barat, dan pergaulan hedonis di kalangan remaja muslim semakin menjauhkan mereka dari kebiasaan kaum muslim dahulu dalam menuntut ilmu.

Namun, kondisi hari ini hendaknya tidak mematahkan semangat orang tua untuk mencetak anak-anaknya menjadi remaja cerdas dan hebat. Inilah perjuangan yang kaum muslim harus sabar menjalaninya meskipun butuh pengorbanan waktu, harta, dan tenaga.

Dibutuhkan pula perjuangan untuk membina anak remaja agar menjadi generasi yang salih dan bisa menjadi rujukan manusia ketika mereka menghadapi berbagai persolan kehidupan.

Adapun tujuan pokok sistem pendidikan Islam: Pertama, membangun kepribadian Islami, yakni memiliki pola pikir dan pola sikap bagi anak. Akidah Islam merupakan asas kehidupan setiap muslim sehingga harus dijadikan asas berpikir dan berkecenderungan.

Strategi pendidikan dirancang untuk mewujudkan identitas keislaman yang kuat, baik aspek pola pikir maupun pola sikap. Metodenya adalah dengan penanaman tsaqafah Islam, berupa akidah, pemikiran, dan perilaku Islam ke dalam akal dan jiwa anak didik. Dengan demikian, kurikulum pendidikan disusun dan dilaksanakan untuk merealisasikan tujuan tersebut.

Kedua, mempersiapkan anak-anak kaum muslim agar di antara mereka menjadi para ulama yang ahli di setiap aspek kehidupan, baik ilmu-ilmu keislaman (ijtihad, fikih, atau peradilan), maupun berbagai bidang sains (teknik, kimia, fisika, atau kedokteran).

Anak sebagai aset masa depan kelak akan membawa negeri ini dan umat Islam menempati posisi puncak di antara bangsa-bangsa dan negara-negara lain di dunia. Negara akan menjadi pemimpin dan berpengaruh kuat dengan Islam.

Dengan didukung perekonomian berbasis Islam agar sarana prasarana dapat terpenuhi dalam menunjang pendidikan tersebut. Peran Negara sebagai perisai umat pun tak kalah penting, karena sebagai penyelenggara pendidikan maka negara akan memberikan jaminan pendidikan yang berkualitas dan melindungi generasi dari kerusakan akibat racun sekulerisme.

Wallahu a’lam bishshawab.