Menghadiri Pada Acara Seminar Internasional di STAIMA, Kapolres Banjar: Waspada terhadap Paham-paham yang Sesat dan Menyesatkan

Banjar | detakmedia.com

Polres Banjar Polda Jabar – Kapolres Banjar menghadiri sekaligus sebagai sebagai pembicara dalam acara Seminar Internasional ( Contemporary Issues In Islamic Educations And Indonesian Goverment) yang diselenggarakan di Auditorium Kampus STAIMA , Kompleks Pondok Pesantren Miftahul Huda Al Azhar Citangkolo Langensari Kota Banjar, Rabu (07/12/2022) malam.

Hadir dalam Seminar Internasional tersebut pembicara Prof. Dr. Muhammad Rojab Dieb dari Suriah, Umar Muhammad Rojab Suriah, Amir Muhammad Rojab Suriah, AKBP Bayu Catur Prabowo, S.H., S.I.K., M.M. ( Kapolres Banjar ), pimpinan / pengasuh Ponpes Miftahul Huda Al Azhar, KH Munawir Abdurochim MA, mewakili ketua STAIMA Dr. KH. Muharir Abdurochim, M.Pd.I, KH Muin Abdurochim M.Pd.I pengasuh ponpes Miftahul Huda Al Azhar Citangkolo, KH Gungun Gunawan Abdul Jawad. S.Ud, Kasat Lantas Polres Banjar, KRI Polres Banjar, Kasat Intelkam Polres Banjar, KBO Intelkam Polres Banjar, santriwan santriwati Ponpes Miftahul Huda Al Azhar Citangkolo, hadir dalam kegiatan tersebut kurang lebih 250 orang.

Dalam Seminar Internasional tersebut pembicara pertama Syeikh Prof. Dr. Muhammad Rojab Dieb menyampaikan Allah SWT menurunkan Al Quran bukan untuk ibadan-ibadah tertentu saja. Dan membaca Al Quran bukan hanya sebagai seremonial saja.

” Al Quranul Karim diturunkan untuk mencapai kebahagiaan. Jadi barang siapa yang mempelajari Al Quran dengan baik akan mendapat kemajuan yang baik. Seperti yang dilakukan oleh Kanjeng Nabi dan para sahabat, mempelajari Al Quran dan merenungkannya, ” urainya.

Sementara itu Kapolres Banjar AKBP Bayu Catur Prabowo,S.H, S.I.K,M.M sebagai pembicara kedua dalam Seminar Internasional menyampaikan situasi Kamtibmas terkini sebagai antisipasi atas kejadian-kejadian yang bisa terjadi. Kemudian dengan adanya pemahaman yang sekarang terus berkembang yakni pemahaman yang sesat.

“Negara ini berdiri atas hasil olah pikir para ulama, dan kita sepakat harus menjaga NKRI ini.
Dulu ada pemahaman orang Indonesia yang melakukan bom bunuh diri, seperti tragedi bom Bali dengan sasaran dari luar/Kafir. Namun sekarang, pelaku teror sudah berubah dengan sasaran aparat negara seperti kantor Polisi dan Personil Polisi. Tidak menutup kemungkinan ancaman tersebut selalu muncul. Seperti yang terjadi tadi pagi, terjadi kejadian bom bunuh diri di Polsek Astana Anyar, ” ucap Kapolres Banjar.

Menurut Kapolres Banjar, ada beberapa paham yang membahayakan dan menjadi tantangan dalam menjaga keutuhan NKRI. Dan perlu kerjasama kita semua untuk mewujudkan keamanan dan ketertiban.

“Paham-paham yang membahayakan dan tentunya bisa mengganggu keamanan dan ketertiban masyarakat seperti paham Intoleransi, paham Radikalisme dan Paham Ekstrimisme” imbuhnya.

Saat ini upaya yang sudah dilakukan oleh Pihak Polri dalam hal mencegah terorisme yakni dengan Kontra Radikalisme, kemudian mengadakan sosialisasi ke berbagai tempat yang tentunya juga bekerja sama dengan instansi terkait. Selain itu memberdayakan potensi masyarakat, melakukan Deradikalisasi, Reedukasi, dan Reintegrasi.

“Keberagaman adalah kekuatan Bangsa Indonesia, saling menghormati menguatkan persatuan dan kesatuan Bangsa Indonesia,” pungkasnya.

Suryatno